Senin, 06 Juli 2009

aku senang. semoga kamu juga senang. :)

Apa yang kamu lakukan di kala merasa sepi?
iya. hidup ini kadang terasa sepi, justru bukan saat kita merasa sendiri, tapi saat kita berada di ruangan dengan banyak orang, bahkan mungkin dengan wajah2 yang familiar, tapi semua itu menjadi tidak berarti buatmu karena tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar kau kenal. Justru saat yang paling rame adalah di kala seorang diri, kau biarkan pikiranmu berkelana bebas keluar dari ragamu yang membatasimu dengan ruang dan waktu. Di saat semua suara yang terdengar hanya kehampaan dan kesunyian maka saat itulah kita bisa menghidupkan suasana dengan diri kita, untuk diri kita.

Kurang lebih seperti itulah.

Kenapa saya menulis ini?
tidak tahu.
sekarang saya sedang sendiri di rumah di depan komputer menulis ini, entah kau sebut apa terserah. Sedang merindukan masa2 muda– masa kejayaan saya yang telah lalu. Masa muda– maksudnya masa SMA. halahh– baru setahun kemaren resmi melepas baju putih abu-abu itu dan baru setahun resmi terdaftar sebagai mahasiswa dengan IP yang pas-pasan, tidak bisa dibilang bagus, dan dengan 2 mta kuliah eror. Benar-benar merasa tuaaaa sekaaalliii. Teramat sangat merindukan masa-masa itu karena itu semua sangatt menyenangkan dan sejauh ini di bangku kuliah belum pernah ada yang bisa menyamai kesenangan di bangku SMA itu.

iya iya iya. saya tahu masa kuliah saya masih panjang. masih dua tahun lagi. InsyaAllah. dan masa untuk dapat gelar sarjana juga masih beberapa tahun ke depan. semoga bisa selesai tepat waktu. Dan tentu saja dalam jangka waktu bebrapa tahun itu, masih akan ada banyak hal yang terjadi. Bisa saja hal yang meyenangkan lainnya akan datang juga? Entahlah. hanya saja saaat ini saya teramat sangat merindukan masa-masa jadi anak sekolah.

Mungkin karena habis berkumpul dengan sahabat2 SMA kemaren?
Entahhhlahhh.

Benar-benar masa SMA yang menyenangkan. berkali-kali telah saya bilang dan mungkin berkali-kali akan saya ulang kembali betapa menyenangkannya masa-masa SMA saya.

teringat betapa menyenangkannya dulu berkumpul di depan lorong kelas, melihat teman2 mencalla satu sama lain,. tertawa tanpa beban seakan ujian final di depan mata bukan apa2. memang bukan apa2. toh dunia belum kiamat kalau tidak lulus. yahh. bukan berarti saya bilang ini karena sudah lulus. Tapi benar2 seandainya berada di situ dengan suasana yang rame seperti itu juga, tidak ada hal yang benar2 berarti di dunia ini saat itu detik itu selain tertawa bersama. Mentertawakan apa, bisa apa saja. Mentertawakan soal ujian Fisika yang tidak satupun bisa dijwab, hanya dilihat-lihat saja. Mentertawakan gaya bicara guru yang aneh. Mentertawakan kekonyolan orang-orang. Semata-mata hanya untuk meluangkan waktu bersama, hanya untuk bersenang-senang semata. Mencari bahan untuk ditertawakan bersama karena kita tahu tidak bisa bersama selamanya. Tidak tahu kapan bisa tertawa bersama lagi. Tapi kita semua tahu akan segera tamat dan berpisah menuju jalannya masing-masing. Sedikit memori bagus tentang nakalnya anak remaja tidak akan jadi masalah, kan? Setidaknya akan memberikan sesuatu untuk kembali ditertawakan bagi kami saat bertemu lagi nantinya.

ingat dulu bagaimana kita mengacau di Mall? dengan seragam Jumper kelas kita keliling mall seperti sebuag geng mafia. Berkeliling berbuat onar, foto2 di toko, eskalator tangga, bioskopnya, seakan-akan mall itu milik kita. Apa kata dunia? terserah. Sampai2 kita dikejar2 sama satpam karena sudah dilarang untuk berfoto di mall ehh malah masih nakal juga. Sempat kameranya diancam untuk diambil. iya dehhh bapakk satpamm yang baikkk.. kami berhenti foto2. Karena sudah merasa puas mengambil foto banyak2 akhirnya kita mengalah dan pulang. Ehh– entah kenapa di tengah jalan salah seorang teman yang bernama Muh.Ramdhani a.k.a. Nyonk tanpa senaja menghapus foto2 di mall ituu. Yahhhh. benar2 dendam,ya pak satpam??? Baca2nya kuat bangett sampai2 menyebabkan teman kami menghapus foto itu. Salute. Akhirnya dengan sangat kecewa dan sangat ingin membunuh Nyonk saat itu juga, kita rame2 pergi ke pantai losari. Bukan untuk menenggelamkan nyonk dengan mengikatkan batu di kakinya lalu melemparnya ke laut, walaupun sempat terpikir untuk melakukan itu. tapi untuk bersenang2 semata melupakan kekesalan karena seorang teman menghapus foto2 bagus nan baik yang sudah diambil dengan sembunyi2 dan dengan susah payah lolos dari kejaran pak satpam. Kita lalu foto2 di perahunya itu. Bayar berapa entah lupa. Yang jelasnya mahal untuk ukuran anak SMA. benar2 menyenangkan. Berfoto2 di atas perahu sama teman2 . Melepas penat sebelum UAN. Benar2 masa muda yang penuh dengan kesenangan.

Sedang sangat kangen BIRA. Laut biru bira dengan pasir putihnya. Ingat bagaimana dulu kami tidur2an di pasir putih Bira memandangi langit malam yang dipenuhi bintang? Dihangatkan oleh api unggun yang menyala selama 3 jam.. diiringi desiran ombak menyapu pasir sebagai musik di telinga kami. Ada juga petikan Gitarnya Awa dan nyanyian2 riang anak2 muda sekarang. Kangen sangat suasana itu. Memandang langit yang luasss. melepass masalahhh. tanpa bebann. sejenak lari dari kenyataan hidup. Kangenn.

Sekarang rasanya memandang langit di belahan bumi manapun akan selalu teringat malam2 itu. Malam2 yang dihabiskan dengan memandang bintang2. Bisa jadi di skolah saat menginap untuk urusan ekskul dsb. Bisa jadi saat di bira menghabiskan waktu mengelilingi api unggun. bisa jadi saat di Aussie menghabiskan malam terakhir sebelum pulang ke tanah air mengunjungi Sydney Opera House, memandang indahnya lampu gedung kota yang terpantul di laut Sydney, nyalanya menggantikan bintang2 yang redup karena lampu kota.

Ahh. Australia. Bendigo. Teringat lagi saat 2006 jauh dari tanah air. Tinggal di negeri orang, negeri yang juga sama-sama pernah dijajah Inggris. Castlemaine. Kota kecil tempat homestay dulu. Apa kabar, Sammy? Fiona? Chris? sehat-sehat sajakah Granny, yang saya tidak tau namanya? Berpa banyak tikus yang sudah ditangkap Winky? Ahhh. teramat sangat rindu kalian. Agak kesal dan menyesal mengapa dulu tidak menghabiskan watu lebih banyak mengenal kalian? Seandainya semua waktu tidak tersita untuk berjalan2 mengelilingi kota kecil Bendigo dengan teman2 lainnya. Betapa saya berharap dulu saya bisa memilih untuk lebih menghabiskan waktu bersama kalian, karena rasanya akan sangat sulit untuk bertemu lagi. Betapa seandainya dulu saya lebih memilih menghabiskan waktu dengan orang-orangnya ketimbang menikmati udara segar dan bangunan arsitektur Australia. Benar-benar 2 minggu tidak akan pernah cukup untuk mengenal semuanya. Ingat saat rombongan kami sudah akan pergi? betapa Ibu Chris dan Pak George bersusah payah menarik kami untuk naik ke atas mobil. Ingat bagaimana bapak george sekuat tenaga menyeret kemudian melempar saya ke dalam mobil saat sedang berpelukan dengan homestay lain? sambil berlinang air mata. Benar2 dilempar. seperti barang. Ingat bagaimana sedih nya dulu saat semuanya meneteskan air mata karena berpisah dengan orang2 di sana tanpa tau kapan akan bertemu lagi. aih. rasanya ingin kembali ke sana untuk bertemu dengan orang-orang yang dulu pernah ditemui. Kapan bisa ke sana lagi? InsyaAllah saat sudah mapan, kaya, mampu, saat sudah bisa jadi "orang". Tidak perlulah orang sukses, karena banyak yang sukses namun ternyata malah binatang, jadi "orang" saja. Tentu saja jika umur ini masih panjang.

ahh. kangenn sangatt masa2 itu. kangen orang2 itu. benar2 masa2 SMA saya sangat menyenangkan.

justru saat yang bagi kebanyakan orang itu adalah sepi justru saat itu saya merasa paling rame. Rame dengan memori yang dulu. Betapa menyenangkannya hidup. Betapa banyaknya yang terjadi dan tanpa disadari lewat begitu saja di depan mata. Betapa banyaknya kesempatan yang sudah kita acuhkan begitu saja, kini terlihat dengan sangat jelas. Betapa cepatnya kita merasa sangat tua. Waktu yang bengis tidak pernah akan menunggu kita. Ia terus saja berlalu. Tidak peduli seberapa banyak kesempatan yang disia2kan, seberapa banyak keburukan atau kebaikan yang telah dilakukan. Ia terus saja jalan, saat kita menginginkan agar waktu bisa berhenti agar tidak akan datang yang namanya akhir. Waktu tetap saja berjalan lambat saat kita sedang menunggu. apa itu terserah. Menunggu apa saja. Menunggu dan terus menunggu waktu tidak akan pernah terasa lebih cepat untuk kita. Mengembalikan waktu? Tidak mungkin. Kalau pun mungkin, rasanya tidak akan sama lagi. Kalaupun bisa dan dapat merubah masa lalu, apakah akan membuat kita menjadi lebih bijak dari sekarang? akankah kita bisa jadi lebih baik dari sekarang? tidak ada yang tahu. Karena itu ia disebut bengis.

Penyesalan? jangan pernah menyesal. Kita tidak akan pernah tau apa yang terjadi dengan segala kemungkinan. Satu yang pasti, pilihan apapun yang saya pilih di masa lalu, semuanya akan tetap membawa rasa rindu. Rindu berat. Seperti yang saya rasakan sekarang ini. Tidak peduli apapun pilihannnya. Rindu kepada masa2 muda dulu. Masa2 yang menyenangkan itu saat hidup berputar hanya masalah sekolah-rumah-dan masa2 remaja. Tidak seperti sekarang dimana hidup sangat kompleks dengan segala kedinamisannya menuntut keseriusan dan kefleksibelan serta daya tahan yang baik pula. Betapa hidup lebih menyenangkan saat terasa lebih simple. Tapi tentu saja kita sadar kalau hidup kita ternyata sangat menyenangkan justru di kala kita melihat ke masa lalu, bukan? Entahlah bagimu, yang jelas bagi saya seperti itu. Dan berharap semua itu bisa membuat saya lebih bijak dalam mengambil kesempatan di depan mata, membuat saya lebih bisa memaknai hidup ini, lebih bisa berusaha tinggal di bumi ini sebaiknya2 untuk mengukir masa2 yang lebih menyenangkan lagi nantinya. Menyenangkan bagimu, bagiku, bagi mereka, bagi semuanya. Makanya saya berusaha berbagi rasa senang saya akan kerinduan melalui tulisan ini. Saya ingin yang membacanya bisa terbawa suasana menyenyangkan. Saya rasa kamu sudah mengerti, bukan? semoga bisa. semoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar