Senin, 06 Juli 2009

Jakarta -- city of wheels.

----29 juli 2007----

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul dua puluh tiga lewat dua puluh menit waktu Makassar, baru saja selesai menonton pertandngan final Arab Saudi vs Iraq yang alhamdulillah dimenangkan oleh Iraq, negara yang sedang dalam under pressure karena perang. Hmm... baguslah mereka menang! Setidaknya mereka dapat membawa pulang kabar gembira kepada saudara2 mereka di negara yang sedang kacau itu. They worth it!

salah satu alasan kenapa saya lumayan senang karena kemenangan ini, coz lagi2 saya menang taruhan! haha.. he will never beat me!

oh ya,,, ngoong2 soal AFC yang diselenggarakan di Indonesia--Jakarta, saya menyesal sekali kembali ke Makassar cepat2. Padahal seandainya saya tinggal dua-tiga hari lagi di Jakarta, mungkin saya bisa menyaksikan final AFC itu. ahh... damn!

but, well.. look at the brightside! at least kepulangan saya yang lebih awal ini membuat saya bisa bertemu dengannya (u know who-- alah.. kayak Voldemort saja!)

oh, speaking of jakarta, ini sudah kedua kalinya saya ke sana, dan lagi2 saya tidak bisa berhemti terkagum-kagum dengan ibu kota negara tercinta kita itu. Gemerlap lampu gedung2 tinggi di sepanjang jalan tol kota Jakarta, dengan mobil2 dan bus2 serta kendaraan roda empat yang tak terhitung jumlahnya, semuanya begitu membutakan mata. Well, sangat kontras dengan daerah tempat perumahan kumuh-- hanya beberapa kilometer dari luar kota jakarta. Heran, ada juga ya kota seperti ini di Indonesia?? maksudku, tidak seperti kota2 lainnya di Indonesia, Jakarta is three steps forward in front of the others. benar2 kota metropolitan--hampir mendekati megapolitan. tapi, walaupun kelihatannya teratur dan tertata rapi dengan pengaturan tol dan gedung2nya, tetap saja Jakarta masih jauh tertinggal di belakang-- sebut saja di belakang Melbourne. (well, i've been there before, and believe me, Jakarta is nothing compared to it). Ya jelaslah! Kita berbicara tentang luar negeri di sini, Bung!

hmm.. one thing that frustrated me is the traffic... o my god. it feels like undreds years if you're stuck in the traffic jam. well, saya tidak terbiasa terjebak dalam kemacetan itu. Di Makassar, the town where i grow up, kemacetan sangat jarang ditemukan. Mungkin di beberapa titik dan pada saat jam-jam tertentu, atau jika ada event-event seperti demo atau aksi turun ke jalan lainnya... dan kemacetan itu juga tidak lama. Benar2 berbeda dengan Jakarta. Well, according to my experience, Jakarta traffic is very busy! kemacetan di mana2 menandakan bahwa Jakarta memang masih perlu banyak pembenahan. Belum lagi spanduk2 Pilkada di setiap blok. (tentang pilkada, rasanya lebih ramai di Makassar, karena pada setiap blok, tidak hanya ditemukan spanduk2 kain dengan gambar calon gubernur beserta slogannya, tapi juga kau dapat menemukan baligho, berukuran 4-6 tripleks terpasang di beberapa jalan2 besar Makassar, berbeda dengan Jakarta yang hanya menempatkan SATU baligho berukuran raksasa di pusat kota. Di Makassar, poster2 pilkada bisa ditemukan di spanduk2 hampir di tiap jalan di makassar, sticker mobil para simpatisan calon gubernur (my dad's car also memasang sticker bertulisan "Dont Look Back" milik SYL. dan percaya atu tidak, slogan itu salah, karena tidak ada tanda koma atas (') pada kata dont. seharusnya don't. dan itu tercetak pada SEMUA pamflet, stiker, spanduk, milik SYL). Dan bagiku, mereka semua sama saja. Meneriakkan janji2 palsunya untuk menarik simpatisan untuk memilih mereka, namun pada saat terpilih mereka akan sibuk mencari kembali modal atas kampanye dan publikasi besar2an mereka sewaktu dulu. mereka akan sibuk mencari uang sehingga melupakan janji2 mereka. Kalau tidak, tentunya Indonesia sudah akan lebih sejahtera dan maju, bukan???)

oh ya.. sampai mana tadi???

tentang kemacetan Jkarta, betul2 membuat perjalanan terasa sangat lamaaa dan panjaaang. ah.. badanku pegal2 selama di perjalanan. terlalu banyak duduk. Tapi walaupun lelah, tetap saja tidak bisa tidur karena mengagumi kota paling padat di Indonesia. Sigh,, betul2, selain kegemerlapan kota jakarta, can you mention 5 more things why i should like this city??

This city makes me crazy and i must get out!

hmm.. dan orang2 di dalamnya.. pastilah orang2 yang tangguh. Siapapun yang tinggal dan mampu bertahan hidup di sini pastilah orang yang punya skill hidup tinggi. Mungkin beberapa di antara mereka earn their living dengan tindakan kriminal... mungkin juga dengan cara halal. well... berdasarkan pengamatanku atas kota ini, sedikit yang bisa bertahan hidup dan mapan dengan cara halal! Lihat saja para koruptor, tikus penggerogot uang, para pejabat2 -- atau orang bawah yang juga sejenisnya. Saya tidak tahu pasti berpa banyak. Yang jelas mereka pasti ada.

tapi, saya juga bertekad, kalau orang2 ini bisa bertahan di Jakarta, kenapa saya tidak> suatu hari jika saya sudah mapan dan cukup matang, saya akan kembali ke kota itu, dan kemudian, the city won't beat me, but i'll be the one who beat the city! just wait and see...!!

Sepanas2nya makassar, sekotor2nya ia, sesemrawutnya ia, saya bersyukur tinggal dan tumbuh di kota ini. This town is nice and friendly,, dalam artian friendlynya orang indonesia, dan enak untuk ditinggali. Mau kemana2 dekat. Keramaian tidak membuat kota ini semrawut. dan, kemegahan, walau cuma sedikit, cukup membuat orang2 pendatang berdecak kagum. Setidaknya kami punya Pantai Losari, pantai yang sekarang sedang gikembangkan oleh pemerintah untuk menjadi salah satu pusat pariwisata. Dan satu yang pasti, kota ini terhindar dari kemacetan seperti di Jakarta--well, setidaknya untuk saat ini. Bangga deh jadi orang Makassar! Paentengi sirri'nu!

well.. intinya, seburuk apapun kota tempat tinggalmu, kampung halamanmu, tempatmu dibesarkan, cintailah ia dengan sepenuh hati! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar